T I P L E U K
( Pesawat Sederhana yang terlupakan )
Oleh : Tosim Awaludin, S.Pd.,MM
A.
LATAR BELAKANG
Kita
hari ini sudah adiksi dengan alat-alat moderen,mulai kebutuhan yang primer
sampai ke kebutuhan yang sekunder.Dirumah, kita dipermudah dengan barbagai alat
masak, begitu pula ditempat kerja , dari
petani hingga yang kerja dikantoran.
Tapi kita hari ini sudah mulai melupakan alat-alat tradisional warisan para leluhur terdahula, padahal alat-alat yang moderen
sekarang sebenarnya adalah penyempuran dari hasil para penemu
masa lalu.
Di
Indonesia banyak sekali daerah- daerah yang memiliki kekayaan yang bernuansa
lokal dan nasional. Keunggulan lokal (local genius) menjadi titik awal menuju
kemajuan suatu daerah dan suatu negara. Keunggulan lokal adalah kekayaan
potensi yang dapat dikembangkan yang merupakan hasanah kehidupan yang dewasa
ini masih belum diberdayakan secara optimal bahkan tidak sedikit yang
ditinggalkan (koeswara,2007).
Mengamati
hal itu , penulis tertarik untuk menelaah keunggulan lokal alat tradisonal yang berasal
dari kasepuhan cisitu, tepatnya di kampung Kujangsari Desa Kujangsari kecamatan
Cibeber kabupaten Lebak, yaitu Tiplek
Kecamatan Cibeber
adalah wilayah yang terletak dibanten selatan di kabupaten lebak banten ,secara
posisi wilayah kecamatan cibeber
berbatasan langsung dengan kabupaten sukabumi Propinsi Jawa Barat, secara geografis
kecamatan cibeber terletak dikaki gunung halimun dengan ketinggian 500-1000
diatas permukaan laut dengan suhu yang dingin dan selalu diselimuti oleh kabut.
B.
KAJIAN TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari , kita
sering mendengar tentang pesawat. Di benak kita mungkin beranggapan bahwa yang
dimaksud dengan pesawat adalah piranti canggih buatan manusia bisa dimiliki dengan
harga yang cukup mahal.Mungkin hanya orang tertentu atau kelompok tertentu
untuk mendapatkannya. Misalnya pesawat terbang, yang menggunakan perlatan rumit
dan teknlogi yang canggih.
Manusia sebagai hayawanu naqti,yaitu mahluk yang diberi akal,untuk berpikir
berbagai pekerjaan yang dilakukannya dapat dilakukan dengan mudah.Kalau hanya
menggunakan dan mengandalkan anggota tubuh kita , pastinya akan merasa
kesulitan. Untuk hal itu, manusia berfikir bagaimana caranya untuk mempermudah
pekerjaan itu. Misalnya pekerjaan berat, biasanya menggunakan alat bantu.Alat-alat
yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat
sederhana(Setiawan,2004)
Menurut Saepul Karim (2008:196)
pesawat sederhana adalah alat sederhana yang dapat membantu melakukan usaha.Pesawat
tidak hanya alat-alat yang canggih saja, tetapi alat sederhana yang dapat mempermudah kita dalam melakukan
kegiatan sehari-hari juga merupakan
pesawat sederhana.
Berdasarkan cara kerjanya pesawat
sederhana dibagi menjadi tiga bagian di antaranya adalah tuas, katrol, dan
bidang miring. Pada kali ini penulis tidak akan membahas secara mendetail tuas
dan katrol. Tetapi penulis akan memfokuskan pesawat sederhana bidang miring
salah satunya adalah baji. Baji merupakan dua bidang miring yang disatukan.Misalnya
golok, ujung obeng, pisau dan paku.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk
memperkenalkan sebuah alat tangkap ikan yang sebagian alatnya
menggunakan bidang miring baji, orang setempat menyebutnya Tipleuk
Kata tipleuk diambil dari cara kerja
alatnya, dimana ketika ikan sudah masuk kealat tangkap tersebut dan umpan sudah
dimakan maka akan menutup dan mengeluarkan suara pleuk, Dari kata inilah alat tangkangkap tersebut disebut dengan
tipleuk.
Tipleuk adalah alat tangkap ikan yang
secara bentuk luar dan fungsinya mirip
dengan alat tangkap bubu, perbedaannya adalah cara kerjanya, kalau bubu
didalamnya ada bambu yang dianyam dan dibentuk runcing sedangkan tiplek
dibagian depannya ada bambu yang berfungsi sebagai pegas dan disambungkan
kebagian belakangnya dengan menggunakan tali, selanjutnya bagian belakangnya di bentuk seperti bacangan
dengan meruncingkan bambu yang disambungkan ke makanan.
Menurut Abah Ening seorang sesepuh
yang tinggal di kp. Tenjolaut , desa kujangsari kecamatan cibeber.
Mengungkapkan “ Tipleuk sudah digunakan
sebagai alat untuk menangkap ikan ketika
beliau masih kecil, dulu tidak mengenal Sangkalim (racun) untuk mengkap ikan
,tidak mengenal disetrum, paling yang agak moderen digunakan adalah pancing.
Kalau pakai tipleuk tidak akan merusak ikan, yang masuk terjerat kedalam
tipleuk diambil, kalau tidak masuk, ikan
bebas dan tidak mati ”
Hal ini merupakan kearifan lokal yang
sudah diusung oleh orang-orang terdahulu, kata pamali (tidak boleh ) menjadi
kata yang sakral, sehingga dalam melakukan apapun tidak boleh berbenturan
dengan norma dan hukum adat istiadat yang apabila melanggarnya mereka punya
keyakinan akan terjadinya bencana.
C.
ALAT DAN BAHAN
1. Gergaji
2. Penggaris
3. Pisau raut
4. Pensil
5. Tali rapia/tali plastik
6. Botol olie bekas
7. Tali rotan
8. Rotan Kecil
9. Bambu
D.
CARA MEMBUAT
1. Siapkan bambu yang
diameternya 2 cm dengan panjang 41 cm, kemudian belah menjadi delapan bagian, tetapi
bagian ujungya di sisakan
2. Siapkan sayatan bambu yang
lebarnya 0.5 cm, yang terdiri dari 5 buah panjangnya 3-6 cm, 20 buah panjangnya
7-10 cm, 15 buah panjangnya 11-18, dan 5 buah panjangnya 19-20 cm
3. Selanjutnya anyamkan sayatan
di atas sehingga membentuk sasak seperti gambar di bawah:
4.Setelah di
anyam buatlah bambu seperti joran pancing yang panjangngya 42 cm , selanjutnya
ikat dengan rotan atau tali sehingga membentuk seperti gambar dibawah:
5.Siapkan tutup tipleuk dari bekas botol olie yang diameternya 10 cm,
kemudian ikat kesasak, selanjutnya bagian luarnya didiperkuat oleh rotan ,bagian
dalamnya dibuat sambungan ikatan ke bagian belakang tipleuk, yang nanti sebagai
penyambung keperangkap umpan
6.Setelah diikat ke tipleuk, baik joran dan tutup tipleuk di sambungkan
dengan sebuah ikatan, yang nanti sebagai pegasnya, seperti gambar dibawah:
7.Dibagian belakang siapkan bambu yang
dibentuk seperti baji dengan panjang 5 cm
kemudian ikat ke tali umpan selanjutnya umpan dimasukan dari bagian belakang tipleuk kedalam
tipleuk,
8.Sambungankan
tali dari tutup tipleuk
kebagian belakang dengan umpan
tadi ,dibagian inilah sebagai pesawat sederhana bidang miring baji yang
merupakan perangkap utamanya, lebih lengkapnya perhatikan gambar dibawah ini:
E.KESIMPULAN
Tipleuk merupakan alat tangkap ikan yang sudah dipakai oleh orang-orang
terdahulu yang terlupakan atau malah
kita sudah melupakannya, padahal kita juga belum tau. Dengan hal itu maka
penulis ingin mempublikasikan kepada hal layak
dan keanak-anak kita . Bahwa ada
alat tipleuk merupakan alat tangkap ikan yang sitem kerjanya, kalau penulis
masukan kedalam konsep pada mata pelajaran Ilmu Pengetahun Alam yaitu pesawat
sederhana bagian bidang miring salah satunya adalah baji.
Penulis sadar betul ,banyak sekali
kekurangan dalam pembuatan artikel ini. Tapi penulis yakin, ini adalah
awal pentingnya kita memperkenalkan benda-benda atau alat-alat yang ada disekitar kita kegenerasi yang akan
datang . Pada akhirnya mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat untuk penulis
dan kita semua.
Penulis Stap Pengajar di SMPN Satap 7
Cibeber Kabupaten Lebak
F.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal,2010,Profesionalisme Guru dalam pembelajaran,Surabaya: Insan Cendikia.
Setiawan (dkk), 2004, Sains Fisika kelas VII, Bandung :Elisa Surya Dwitama.
Saiful Karim (dkk),2008, Belajar IPA kelas VIII, Jakarta: Pusat perbukuan , Departemen
Pendidikan Nsional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar