Senin, 14 Maret 2016

Alat ukur tinggi sederhana



ALAT UKUR KETINGGIAN SEDERHANA

Oleh: Tosim Awaludin, S.Pd.,MM
(Stap pengajar mata Pelajaran IPA di SMPN Satap 7 Cibeber)


A.      Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis  yang dilakukan tidak hanya untuk memanusiakan manusia tetapi juga agar manusia menyadari posisinya sebagi khalifah dimukabumi,yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan dirinya untuk menjadi manusia yang bertaqwa,beriman ber ilmu dan beramal saleh.Pendidikan juga merupakan  faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengkajian pendidikan pada saat ini  merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Kemajuan pendidikan pada saat ini tidak terlepas dari beberapa   faktor pendukung , yaitu :kurikulum dan pembelajaran ,peserta didik, tenaga kependidikan, sarana dana prasarana keuangan dan partisifasi masyarakat.

Melihat uraian diatas bahwa salah satu faktor dari komponen  pendidikan  yang tidak kalah penting adalah kurikulum dan pembelajaran . Kurikulum dan Pembelajaran disekolah  menjadi faktor utama dalam kegiatan proses belajar mengajar,kegiatan proses belajar mengajar  akan menjadi terarah ,tercapainya tujuan yang akan dicapai, tertata rapi ,menyenangkan  dan kondusif bila sistem kurikulum dan pembelajarannya yang baik.

                Belajar    adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitip. Belajar tidak hanya penyampaian konsep-konsep atau pentransferan materi pengajaran tetapi belajar adalah penanaman intelektual, meningkatkan kreativitas ,terbentuknya karakter, kemampuan untuk menghasilkan karya, menemukan alat peraga dan media  pembelajaran.
            Siswa dalam belajar digiring dan diarah untuk menjadi seseorang yang punya kemampuan untuk mengaktualisasikan dan mencurahkan segala kemampuan dirinya dalam bentuk mengalami dan merasakan langsung, dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, sering disebut praktikum, yaitu dengan mempraktikan  materi yang dianggap bahwa materi itu perlu  untuk di praktikan.
            Praktik yang pernah dilakukan adalah  membuat media pembelajaran  Alat ukur mengukur ketinggian  sederhana pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan  materi Pertumbuhan dan Perkembangan Mahluk Hidup yang dilakukan oleh siswa smpn satap 7 cibeber.
B.      Kajian Teori
            Perkembangan teknologi saat ini menuntut dunia pendidikan untuk mengubah paradigma dan konsep berfikirnya. Paradigma dan konsep yang sudah lama mungkin tidak lagi sesuai dengan perkembangan teknologi pada saat ini, atau waktu yang akan datang. Untuk itulah, perubahan harus selalu dilakukan agar sesuai dengan perkembangan zaman.
            Pada awalnya pengertian belajar adalah proses penambahan pengetahuan. Guru hanya menyampaikan konsep-konsep yang hanya menambah pengetahuan kepada siswa. Apa yang sudah dilakukan guru memang tidak salah karena pada kenyataanya bahwa belajar itu menambah pengetahuan kepada siswa.Namun demikian , konsep ini masih terlalu sempit dan spesifik, yang menjadikan siswa sebagai individu-individu pasif dan resesif. Siswa hanya memiliki kemampuan memahami konsep-konsep materi saja tanpa mampu memanfaatkan seluruh anggota tubuhnya yang bisa dimaksimalkan.
            Adapun belajar menurut Gagne (1977) dalam Sulhan Najib (2010 ) adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecendrungan manusia, seperti sikap,minat, atau nilai dan perubahan kemampuan, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (Kinerja).Dengan demikian, belajar pada hakekatnya tidak hanya mengarahkan siswa untuk menguasa konsep saja tetapi siswa diarahkan memiliki,keterampilan, nilai ,sikap, minat,apresiasi,kamampuan berfikir logis , kritis kemampuan interaktif dan kreativitas.
            Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Arah pembelajaran seharusnya terfokus pada belajar, seperti larning how to learn, learning how to be, learning how to live together, dan learning how to be a good citizen.
 Salah satu hal yang tidak kalah  penting  yang diharapkan kepada siswa dari proses belajar adalah siswa memiliki  kreativitas yang tinggi .  Kreativitas  yaitu pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada (Indrawati:2009). Siswa yang kreatif selalu memiliki gagasan yang cemerlang , selalu ingin tahu dan mencoba dengan mempraktikan hal-hal yang dianggap oleh mereka, bahwa konsep yang mereka pelajari perlu sebuah pembuktian.
Materi Ilmu Pengetahuan Alam memiliki berbagai konsep yang dapat dipelajari siswa melalui sajian pembelajaran langsung maupun pembelajaran kooperatif. Ilmu pengetahuan Alam  adalah ilmu pasti yang keseluruhan konsepnya perlu sebuah pembuktian yaitu dengan kegiatan praktikum. Praktikum dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah  bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapatkan kesempatan untuk menguji dan melaksanakan di keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori. Adapun yang kami coba  salah satu konsep yang perlu pembuktian pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam adalah materi pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup.
            Pada materi pertumbuhan dan perkembangan ,siswa kadang sulit membedakan mana yang dimaksud pertumbuhan dan mana yang dimaksud perkembangan, sehingga perlu penjelasan dan pembuktian yang nyata. Oleh karena itu untuk pembuktiannya perlu media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi penyebab ketidak berhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana diantara guru atau para pendidik dalam melaksanakan tugas mereka di sekolah adalah tidak tersedianya media pembelajaran yang cukup memadai. Walaupun  tidak tersedianya media pembelajaran disekolah, bukan artinya kita sebagai guru berpangku tangan, kita harus mencoba untuk membuat media pembelajaran, kita bisa memanfaatkan bahan yang ada dilingkungan sekitar,kita juga bisa memanfaatkan kreativitas siswa.Adapun yang pernah kami coba dengan siswa,  yaitu  membuat Alat ukur ketinggian sederhana. Alat ukur ketinggian merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian atau mengukur ketinggian  , yang kami coba buat adalah Alat ukur ketinggian sederhana untuk mengukur ketinggian pertumbuhan  pada tumbuhan.
C. Pembuatan  Alat ukur ketinggian Sederhana
            a. Alat dan bahan
            1). Jarum pentul  20 biji atau secukupnya
            2).Tanaman yang sudah tumbuh tingginya kira-kira 10 cm
            3). Botol air minum mineral yang 1500 ml
            4). Kardus dengan ukuran, panjang 30 cm dan lebar 25 cm
            5). 1 buah Penggaris
            6). Karton dengan ukuran, panjang  17 cm lebar 11 cm
            7). 1 Buah Gunting atau kater
            8). 1 buah Spidol permanen
b. Cara Membuat
1). Potong kardus bekas dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 25 cm
 

2). Potong botol air minum mineral yang 1500 ml

 


3).Setelah  dipotong buat celah 0,5 cm dengan ketinggian celahnya tergantung batas ujung dari tumbuhan yang akan digunakan.
 

 


4). Guting karton dengan bentuk sesuai diameter botol air minum mineral dengan  ada bagian yang seperti jam begitu pula bagian yang berlawanannya tetapi agak pendek


 
5). Letakan botol air minum mineral yang sudah dipotong dan di beri celah pada kardus
6). Agar botol air minum mineral tidak goyang ditahan oleh jarum pentul
 




7). Setelah kokoh ,masukan tanaman yang sudah tumbuh kedalam botol air minum mineral
8). Selanjutnya letakan karton yang sudah dibentuk

 


9).Untuk mengetahui skalanya letakan penggaris berhadapan dengan jarum karton. Agar penggaris tidak jatuh ditahan oleh jarum pentul
 





10). Amati pada hari berikutnya . Apakah karton terangkat atau tidak?. Apabila terangkat lihat jarumnya ,bergeser beberapa centimeter
Contoh Tabel .Data hasil pengamatan
NO
Hari/Tanggal
Ketinggian
Keterangan
1.
2
3.
4.
Sabtu/15-09-2012
Senin/17-09-12
Selasa/18-09-12
Rabu/19-09-12
1,5 cm
7 cm
1 cm
1,6 cm
Naik sekitar 1,5 cm
Naik sekitar 7 cm
Naik sekitar 1 cm
Naik sekitar 1,6 cm
 Sumber: Hasil Pengamatan siswa SMPN Satap 7 Cibeber
D.   Kesimpulan

Tidak semua sekolah memiliki media  pembelajaran yang lengkap dan memadai, masih banyak sekolah yang  kurang, malah tidak punya media pembelajaran sedikit pun. Dengan keterbatasan media pembelajaran di sekolah itu, kita dituntut untuk mencoba mencari inovasi-inovasi baru, berbagai alternatif untuk membantu pembelajaran disekolah walaupun sifatnya sederhana. Guru sebagai orang yang berhadapan dan berkomunikasi  langsung dengan siswa,  mempunyai peran penting, untuk mampu mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar.

Pada dasarnya, semua siswa kreatif, guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh kreatifnya.Di dalam pendidikan, guru diharapkan memberikan stimulasi pada anak sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Belajar menginginkan siswa bukan hanya memiliki kemampuan teori-teori atau konsep-konsep saja yang  bersifat parsial dan fasif, tetapi belajar menginginkan adanya perubahan dalam diri siswa untuk memiliki skill dan menjadi kreatif. Dengan mengembangkan krativitas siswa diharapkan akan muncul ide-ide baru, yang pada akhirnya menciptakan media pembelajaran.



E.    Daftar Pustaka
Koswara Deni,Halimah. 2008. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung:  Pribumi Mekar.
Takari Enjah.2010. Pembelajaran dengan SAVI dan Konstektual. Bandung: Genesindo
Aqib, Zainal,2010,Profesionalisme Guru dalam pembelajaran,Surabaya: Insan  Cendikia.
Nuryani,R, 2005,Strategi Melajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang.
Fajri Zul EM. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Difa Publisher
                
Lampiran
  
 


 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar