ALAT UKUR KETINGGIAN SEDERHANA
Oleh:
Tosim Awaludin, S.Pd.,MM
(Stap
pengajar mata Pelajaran IPA di SMPN Satap 7 Cibeber)
A. Latar Belakang
Pendidikan
adalah usaha sadar dan sistematis yang
dilakukan tidak hanya untuk memanusiakan manusia tetapi juga agar manusia
menyadari posisinya sebagi khalifah dimukabumi,yang pada gilirannya akan
semakin meningkatkan dirinya untuk menjadi manusia yang bertaqwa,beriman ber
ilmu dan beramal saleh.Pendidikan juga merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat
serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengkajian pendidikan pada saat ini merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan
global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu
mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang
berkembang. Kemajuan pendidikan pada saat ini tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung , yaitu :kurikulum dan
pembelajaran ,peserta didik, tenaga kependidikan, sarana dana prasarana keuangan
dan partisifasi masyarakat.
Melihat uraian diatas bahwa salah satu faktor dari komponen pendidikan yang tidak kalah penting adalah kurikulum dan
pembelajaran . Kurikulum dan Pembelajaran disekolah menjadi faktor utama dalam kegiatan proses
belajar mengajar,kegiatan proses belajar mengajar akan menjadi terarah ,tercapainya tujuan yang
akan dicapai, tertata rapi ,menyenangkan
dan kondusif bila sistem kurikulum dan pembelajarannya yang baik.
Belajar adalah tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitip.
Belajar tidak hanya penyampaian konsep-konsep atau pentransferan materi
pengajaran tetapi belajar adalah penanaman intelektual, meningkatkan
kreativitas ,terbentuknya karakter, kemampuan untuk menghasilkan karya,
menemukan alat peraga dan media
pembelajaran.
Siswa dalam belajar digiring dan diarah
untuk menjadi seseorang yang punya kemampuan untuk mengaktualisasikan dan mencurahkan
segala kemampuan dirinya dalam bentuk mengalami dan merasakan langsung, dalam
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, sering disebut praktikum, yaitu dengan mempraktikan materi yang dianggap bahwa materi itu
perlu untuk di praktikan.
Praktik yang pernah dilakukan adalah
membuat media pembelajaran Alat
ukur mengukur ketinggian sederhana pada
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan materi Pertumbuhan
dan Perkembangan Mahluk Hidup yang dilakukan oleh siswa smpn satap 7 cibeber.
B. Kajian Teori
Perkembangan teknologi saat ini
menuntut dunia pendidikan untuk mengubah paradigma dan konsep berfikirnya.
Paradigma dan konsep yang sudah lama mungkin tidak lagi sesuai dengan
perkembangan teknologi pada saat ini, atau waktu yang akan datang. Untuk
itulah, perubahan harus selalu dilakukan agar sesuai dengan perkembangan zaman.
Pada awalnya pengertian belajar
adalah proses penambahan pengetahuan. Guru hanya menyampaikan konsep-konsep yang
hanya menambah pengetahuan kepada siswa. Apa yang sudah dilakukan guru memang
tidak salah karena pada kenyataanya bahwa belajar itu menambah pengetahuan
kepada siswa.Namun demikian , konsep ini masih terlalu sempit dan spesifik,
yang menjadikan siswa sebagai individu-individu pasif dan resesif. Siswa hanya
memiliki kemampuan memahami konsep-konsep materi saja tanpa mampu memanfaatkan
seluruh anggota tubuhnya yang bisa dimaksimalkan.
Adapun belajar menurut Gagne (1977)
dalam Sulhan Najib (2010 ) adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang
meliputi perubahan kecendrungan manusia, seperti sikap,minat, atau nilai dan
perubahan kemampuan, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis
performance (Kinerja).Dengan demikian, belajar pada hakekatnya tidak hanya
mengarahkan siswa untuk menguasa konsep saja tetapi siswa diarahkan
memiliki,keterampilan, nilai ,sikap, minat,apresiasi,kamampuan berfikir logis ,
kritis kemampuan interaktif dan kreativitas.
Proses pembelajaran pada hakikatnya
adalah mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar. Arah pembelajaran seharusnya terfokus pada
belajar, seperti larning how to learn,
learning how to be, learning how to live together, dan learning how to be a
good citizen.
Salah satu hal yang tidak kalah penting
yang diharapkan kepada siswa dari proses belajar adalah siswa memiliki kreativitas yang tinggi . Kreativitas yaitu pembelajaran yang menstimulasi siswa
untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada
(Indrawati:2009). Siswa yang kreatif selalu memiliki gagasan yang cemerlang ,
selalu ingin tahu dan mencoba dengan mempraktikan hal-hal yang dianggap oleh
mereka, bahwa konsep yang mereka pelajari perlu sebuah pembuktian.
Materi Ilmu Pengetahuan Alam memiliki
berbagai konsep yang dapat dipelajari siswa melalui sajian pembelajaran
langsung maupun pembelajaran kooperatif. Ilmu pengetahuan Alam adalah ilmu pasti yang keseluruhan konsepnya
perlu sebuah pembuktian yaitu dengan kegiatan praktikum. Praktikum dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar
siswa mendapatkan kesempatan untuk menguji dan melaksanakan di keadaan nyata
apa yang diperoleh dalam teori. Adapun yang kami coba salah satu konsep yang perlu pembuktian pada
mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam adalah materi pertumbuhan dan perkembangan
pada mahluk hidup.
Pada materi pertumbuhan dan
perkembangan ,siswa kadang sulit membedakan mana yang dimaksud pertumbuhan dan
mana yang dimaksud perkembangan, sehingga perlu penjelasan dan pembuktian yang
nyata. Oleh karena itu untuk pembuktiannya perlu media pembelajaran. Media
pembelajaran menjadi penyebab ketidak berhasilan sebuah proses pembelajaran di
sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana diantara guru atau para
pendidik dalam melaksanakan tugas mereka di sekolah adalah tidak tersedianya
media pembelajaran yang cukup memadai. Walaupun
tidak tersedianya media pembelajaran disekolah, bukan artinya kita
sebagai guru berpangku tangan, kita harus mencoba untuk membuat media
pembelajaran, kita bisa memanfaatkan bahan yang ada dilingkungan sekitar,kita
juga bisa memanfaatkan kreativitas siswa.Adapun yang pernah kami coba dengan
siswa, yaitu membuat Alat
ukur ketinggian sederhana. Alat ukur ketinggian merupakan alat yang
digunakan untuk mengetahui ketinggian atau mengukur ketinggian , yang kami coba buat adalah Alat ukur ketinggian sederhana untuk
mengukur ketinggian pertumbuhan pada
tumbuhan.
C. Pembuatan Alat ukur ketinggian
Sederhana
a. Alat dan bahan
1). Jarum pentul 20 biji atau secukupnya
2).Tanaman yang sudah tumbuh
tingginya kira-kira 10 cm
3). Botol air minum mineral yang 1500
ml
4). Kardus dengan ukuran, panjang 30
cm dan lebar 25 cm
5). 1 buah Penggaris
6). Karton dengan ukuran,
panjang 17 cm lebar 11 cm
7). 1 Buah Gunting atau kater
8). 1 buah Spidol permanen
b. Cara Membuat
1). Potong kardus
bekas dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 25 cm
2). Potong botol air
minum mineral yang 1500 ml
3).Setelah dipotong buat celah 0,5 cm dengan ketinggian
celahnya tergantung batas ujung dari tumbuhan yang akan digunakan.
4). Guting karton
dengan bentuk sesuai diameter botol air minum mineral dengan ada bagian yang seperti jam begitu pula
bagian yang berlawanannya tetapi agak pendek
5). Letakan
botol air minum mineral yang sudah dipotong dan di beri celah pada kardus
6). Agar botol air
minum mineral tidak goyang ditahan oleh jarum pentul
7). Setelah
kokoh ,masukan tanaman yang sudah tumbuh kedalam botol air minum mineral
8). Selanjutnya
letakan karton yang sudah dibentuk
9).Untuk
mengetahui skalanya letakan penggaris berhadapan dengan jarum karton. Agar
penggaris tidak jatuh ditahan oleh jarum pentul
10). Amati pada
hari berikutnya . Apakah karton terangkat atau tidak?. Apabila terangkat lihat
jarumnya ,bergeser beberapa centimeter
Contoh Tabel .Data hasil pengamatan
NO
|
Hari/Tanggal
|
Ketinggian
|
Keterangan
|
1.
2
3.
4.
|
Sabtu/15-09-2012
Senin/17-09-12
Selasa/18-09-12
Rabu/19-09-12
|
1,5
cm
7
cm
1
cm
1,6
cm
|
Naik
sekitar 1,5 cm
Naik
sekitar 7 cm
Naik
sekitar 1 cm
Naik
sekitar 1,6 cm
|
Sumber:
Hasil Pengamatan siswa SMPN Satap 7 Cibeber
D.
Kesimpulan
Tidak
semua sekolah memiliki media
pembelajaran yang lengkap dan memadai, masih banyak sekolah yang kurang, malah tidak punya media pembelajaran
sedikit pun. Dengan keterbatasan media pembelajaran di sekolah itu, kita
dituntut untuk mencoba mencari inovasi-inovasi baru, berbagai alternatif untuk
membantu pembelajaran disekolah walaupun sifatnya sederhana. Guru sebagai orang
yang berhadapan dan berkomunikasi
langsung dengan siswa, mempunyai
peran penting, untuk mampu mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar.
Pada
dasarnya, semua siswa kreatif, guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang
benar untuk membebaskan seluruh kreatifnya.Di dalam pendidikan, guru diharapkan
memberikan stimulasi pada anak sehingga terjadi proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa.
Belajar
menginginkan siswa bukan hanya memiliki kemampuan teori-teori atau
konsep-konsep saja yang bersifat parsial
dan fasif, tetapi belajar menginginkan adanya perubahan dalam diri siswa untuk
memiliki skill dan menjadi kreatif. Dengan mengembangkan krativitas siswa
diharapkan akan muncul ide-ide baru, yang pada akhirnya menciptakan media
pembelajaran.
E.
Daftar Pustaka
Koswara
Deni,Halimah. 2008. Bagaimana Menjadi
Guru Kreatif. Bandung: Pribumi Mekar.
Takari
Enjah.2010. Pembelajaran dengan SAVI dan
Konstektual. Bandung: Genesindo
Aqib, Zainal,2010,Profesionalisme Guru dalam pembelajaran,Surabaya: Insan Cendikia.
Nuryani,R,
2005,Strategi Melajar Mengajar Biologi,
Malang: Universitas Negeri Malang.
Fajri
Zul EM. 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta:Difa Publisher
Lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar